FORUM PROGRAM RISET AKSI: STUDI KASUS DARI 15 UNIVERSITAS DI INDONESIA

Membangun jaringan kerja institusi pendidikan tinggi untuk meningkatkan perbaikan manajemen perubahan lewat pendekatan riset aksi.

Para Peserta PRA berfoto bersama
Para Peserta PRA berfoto bersama

Higher Education Leadership and Management adalah proyek lima tahun USAID bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (RISTEK-DIKTI), melalui pendekatan holistik dan inovatif. Tujuannya untuk memperkuat kepemimpinan dan kapasitas pengelolaan sektor pendidikan tinggi Indonesia melalui empat bidang utama (kepemimpinan, keuangan, penjaminan mutu, dan kerja sama). USAID HELM bekerja sama dengan 50 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Pada 30 September dan 1 Oktober 2015, proyek Higher Education Leadership and Management (HELM) yang didukung oleh United States Agency for International Development (USAID) menyelenggarakan Forum Program Riset Aksi (PRA) di Yogyakarta. Forum ini bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar mengenai berbagai inisiatif riset aksi guna dalam mengembangkan kapasitas individu dan institusi yang dilakukan oleh 15 institusi pendidikan tinggi.

“Dalam forum ini peserta diberikan kesempatan untuk melakukan konsultasi dengan penasihat dari University of Kentucky (UK)  dan ahli-ahli HELM mengenai strategi bagaimana memperluas akses, meningkatkan mutu, kepemimpinan, penelitian, dan kerja sama,” kata Martha Silalahi, penanggungjawab PRA USAID HELM. Forum ini juga dimaksudkan untuk memberikan masukan dan saran-saran jitu kepada tim PRA sekaligus membangun jaringan antara lembaga pendidikan tinggi terhadap perbaikan manajemen lewat pendekatan riset aksi.

PRA USAID HELM telah diterapkan sejak 2012 oleh 10 universitas dengan 20 peneliti awal. Mereka memulai PRA dengan menggunakan  beberapa lembaga pendidikan tinggi di Thailand dan Filipina sebagai tolak ukur dan studi banding. Para peneliti yang bergabung dengan PRA sejak awal tersebut berbagi informasi mengenai PRA tersebut pada forum USAID HELM Juni 2013. “Sampai saat ini, sebagian besar dari mereka telah berhasil mempertahankan keberlanjutan PRA,” kata Silalahi.

Dua hari sebelum forum, penasihat PRA dari UK yaitu Dr. Susan Carvalho dan Dr. Beth Goldstein, serta para ahli dari tim HELM memandu 15 tim PRA yang hadir dalam forum untuk menyelesaikan presentasi dan laporan mereka. Kemudian di forum para peneliti dari 15 tim PRA tersebut menyajikan penelitian yang telah mereka lakukan, analisis, dan praktik terbaik di institusi mereka. Selain itu empat tim peneliti dari empat universitas PRA pertama akan membagikan cerita mengenai pelaksanaan dan keberlanjutan proyek PRA di institusi mereka.

Tim PRA Politeknik Negeri Medan (POLMED), yang terdiri dari Jhony H. Sembiring ST. MT, Rismawati Situmorang SE. M.Si, dan Miduk Purba Ph.D hadir dalam forum untuk membagikan cerita mengenai kesuksesan implementasi PRA di POLMED. Tim PRA POLMED  memberikan presentasi mengenai proses dan hasil riset aksi yang berjudul “Strategi Untuk Meningkatkan Budaya Penelitian Berdasarkan Kolaborasi dengan Sektor Swasta”. POLMED mengidentifikasi tiga masalah dalam institusi yaitu: tidak adanya Rencana Induk Penelitian; budaya penelitian  yang masih belum in-line dengan kebutuhan industri; serta belum adanya mekanisme yang disepakati yang mengatur tentang kerjasama dengan stakeholder.   Melalui riset aksi, Tim PRA POLMED mengembangkan Rencana Induk Penelitian, Kelompok Bidang Keahlian, dan Study Program Roadmap sebagai jawaban atas berbagai permasalahan di institusi. POLMED juga menjelaskan mengenai pengembangan One stop Management System (Sistem Manajemen  satu pintu) yang bertujuan untuk mewujudkan sistem pendidikan tinggi yang mampu mendukung penelitian dan hubungan dengan industri yang baik.

Ilustrasi PRA
Ilustrasi PRA

Secara umum, hasil utama dari forum PRA 2015 ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas lembaga tinggi dalam memenuhi kebutuhan akses, mutu, kerja sama, dan perbaikan manajemen;  serta memperkuat jaringan dan kemitraan antara mitra HELM. Agenda forum juga meliputi penyampaian laporan PRA, konsep, tindak lanjut, serta pembentukan jaringan PRA.

PRA adalah bagian dari program pengembangan kapasitas jangka panjang untuk mengatasi tantangan yang terkait manajemen. PRA didorong oleh prakarsa lokal dan didukung oleh komitmen yang kuat dari pimpinan perguruan tinggi serta sumber daya masing-masing universitas selama pelaksanaannya, dengan cara menilik tantangan-tantangan dalam lembaga tinggi, mereka melaksanakan penelitian untuk mencari jalan keluar terhadap tantangan, juga menggagas penelitian. “Pelaksanaan metodologi PRA bukan hanya merujuk pada hasil, tetapi juga memperhatikan pada proses kerja yang melibatkan banyak orang demi suatu perubahan.

Cart

Tidak ada produk di keranjang.

X