JAKARTA – Masih diblokirnya anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menimbulkan masalah. Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbud mendapat laporan bahwa banyak penerima beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (bidik misi) yang keleleran karena hak beasiswa mereka belum cair. “Laporan ini saya terima langsung dari masyarakat dan universitas,” kata Irjen Kemendikbud Haryono Umar Sabtu (3/3). Menurut dia, pengucuran bidik misi, idealnya, tidak boleh terputus. Sebab, ada sebagian dari unit cost bidik misi yang diberikan langsung kepada mahasiswa untuk biaya hidup sekitar Rp 500 ribu per bulan. “Laporan yang masuk ke saya, ada mahasiswa bidik misi yang akhirnya bekerja sampingan untuk mencari biaya hidup,” ujar mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Haryono mengatakan, seluruh penerima beasiswa itu berasal dari keluarga miskin. Mereka benar-benar menggantungkan biaya hidup dari kucuran beasiswa tersebut. Untung, ada beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) yang berinisiatif menalangi uang beasiswa itu. “Utamanya untuk biaya hidup,” katanya. Haryono mengingatkan PTN supaya menyimpan dengan rapi setiap bukti penyaluran bidik misi yang mereka talangi. Dana talangan dari kampus untuk mahasiswa bidik misi masih bisa ditoleransi. Sebab, hal itu terkait dengan masalah kemanusiaan. Namun, untuk sektor lain, dia meminta PTN tidak menalangi dulu. Misalnya biaya pengembangan kampus dan proyek-proyek fisik sejenisnya.
Selengkapnya : http://www.jpnn.com/read/2013/03/03/160872/Anggaran-Diblokir,-PTN-Talangi-Beasiswa-Miskin-#