Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendibudristek) Republik Indonesia mengundang Pendidikan Tinggi Vokasi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dilingkungan Kemendikbudristek untuk menghadiri seminar yang berkolaborasi dengan Korea Research Institute for Vocational Education and Training (KRIVET) dengan Tema “Seminar Smart Technology and Vocational Leading the 4th Industrial Revolution” di Jakarta pada hari Senin (16/10/2023).
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikburistek, Saryadi, S.T., M.B.A., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan seminar yang membahas mengenai strategi dan kebijakan Technical and Vocational Education and Training (TVET) Korea Selatan ini sangat penting sebagai bagian dari kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan. Saryadi juga menambahkan bahwa berbagai topik yang akan dibahas oleh para pembicara pada seminar kali ini juga akan memberikan masukan yang sangat berharga sekaligus menjadi panduan dalam pengembangan pendidikan vokasi di era transformasi industri 4.0 seperti saat ini. Utamanya adalah dalam transformasi pendidikan vokasi yang kini tengah dilakukan di Indonesia.
Polmed yang diwakili oleh Wakil Direktur Bidang Kerjama dan Humas, Dr. Arif Ridho Lubis, B.IT., M. Sc.IT. dan Ketua Pokja Kerjasama Dewi Comala Sari S.E., M.Si., mengikuti kegiatan seminar tersebut mulai dari awal hingga akhir acara. Untuk KRIVET sendiri yang hadir mewakili adalah Dr Young Saing Kim, Dr Soing Ik Cho, Dr Kim Min Gyu, dan Dr Ho Young Oh.
Dalam presentasinya Dr Young Saing Kim yang pada kesempatan itu dimoderatori oleh Ketua Pokja Kerjasama Polmed, menyampaikan bahwa revolusi industri yang terjadi telah merubah segalanya, dan industri menuntut ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dengan skills tinggi.
Dalam paparannya, Young Saing Kim menjelaskan bahwa perkembangan industri Korea berjalan sangat cepat. Dimulai dari akhir 1950-an dimana masa itu masyarakat Korea merasa wajib untuk mengetahui perkembangan teknologi, dan imbas dari hal tersebut pemerintah Korea kerap mengirimkan SDMnya mengikuti pelatihan TVET bahkan sampai ke Jerman. Hingga saat ini, Korea menjadi salah satu negara yang bisa berkembang di era revolusi industri.
Dr Young juga menjelaskan bahwa Korea Selatan menjadikan industri sebagai rekan untuk pengembangan SDM. Beberapa perusahaan besar seperti Samsung dan Hyundai adalah merupakan rekan pengembangan SDM Korea Selatan. Pemerintah Korsel juga memberikan pelatihan kewirausahaan agar lulusan TVET menjadi pengusaha seperti pemilik Samsung maupun Hyundai.
Melalui Wakil Direktur Bidang Kerjasama dan Humas Polmed, Dr. Arif Ridho menyampaikan bahwa tentunya dengan kiat kiat sukses yang telah disampaikan oleh pakar KRIVET dari Korea Selatan terkait peningkatan SDM Vokasi untuk dapat bersaing di Era Revolusi Industri 4.0 (4IR), Polmed sangat mendukung hal ini dan sangat menantikan kolaborasi yang dapat dijalin antara Indonesia dan Korsel umumnya serta Polmed dan KRIVET secara khusus.
Turut mendukung program ini, saat dijumpai, Direktur Polmed, Dr. Ir. Idham Kamil, S.T., M.T., menyampaikan “untuk menghadapi tantangan ini, kita wajib memperkuat fondasi kita, yaitu melalui peningkatan kemampuan bersaing SDM. Oleh karenanya, saya mendorong kita semua untuk terus berkolaborasi dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Vokasi khususnya Polmed. Kolaborasi ini adalah kunci untuk kita dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide inovatif untuk mencapai hasil yang lebih baik”.